BIOGRAFI - Sejarah Kehadiran SMP Darma Cahya Purnama di Dunia Pendidikan Indonesia -Pandeglang Banten

Awal Tahun 1998
Lemahnya tingkat pendidikan terhadap program pemerintah ‘WAJAR 9 tahun’ di wilayah Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Ditambah dengan sulitnya siswa lulusan Sekolah Dasar yang akan melanjutkan ke tahap SMP sederajat, karena jarak tempuh ke sekolah lanjutan terdekat minimal ± 10 KM berjalan kaki.
Serta alasan ‘klasik’ (atas pertimbangan ekonomi) bagi anak usia dini yang harus rela melepaskan atribut ‘siswa’ akibat tingkat pemahaman yang masih rendah dari orang tua, hingga berdampak ‘buruk dan minus’ (lulus SD harus menikah atau harus bekerja membantu ekonomi keluarga).
Bentuk kepedulian antara Tokoh Masyarakat, PemDa setempat dan PT. Banten West Java TDC. (sebagai pengembang Kawasan Wisata Tanjung Lesung) adalah dengan mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terbuka, yang bermaterikan siswa lulusan SD sekitar dengan beberapa tenaga pendidik diantaranya guru SD itu sendiri dan ditambah beberapa karyawan PT. BWJ.










Proses legalisasi SMP Terbuka menjadi SMP (swasta) Darma Cahya Purnama dilakukan pada pertengahan Juli 1999, dengan pendanaan subsidi dari dunia usaha, pemerintah daerah dan donatur pribadi. Termaktub dalam Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat Nomor : 2232/I02.1/Kep/OT/2000, 5 September 2000.
“Darma Cahya Purnama” bernaung dibawah lembaga sosial masyarakat ‘YPM-BS’ (Yayasan pengembangan Masyarakat Banten Selatan) yang berkedudukan diwilayah Desa Tanjungjaya.
Nama Darma Cahya Purnama diabadikan sebagai bentuk penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bapak Darmono (Darma), Bapak Tjahjadi (Cahya), dan Bapak Purnomo (Purnama) atas jasa dan kepedulian beliau dalam dunia pendidikan, khususnya di wilayah Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang.




Transisi - Implementasi - Optimalisasi
Tenaga Pendidik yang berkualitas merupakan tolak ukur keberhasilan dunia pendidikan dan menjadi sangat penting dalam mencetak siswa yang ideal, professional dan proporsional.
Penerapan sistem pembelajaran di alam terbuka adalah keutamaan dalam menumbuh-kembangkan cara berfikir dan wawasan siswa ke arah mandiri.
Ekstrakurikuler adalah wajib bagi siswa terdaftar yang disesuaikan dengan potensi daerah setempat, dalam mempertahankan citra ‘sekolah plus’.
Konsep ‘Life Skill’ selalu diutamakan dengan mengarah pada pokok Praktisi (praktek lapangan).
Penerapannya dilakukan secara terpadu sesuai dengan program operasional :
·      Bidang Pendidikan Pelatihan
·      Bidang Kesehatan dan Lingkungan
·      Bidang Seni Budaya
·      Bidang Ekonomi dan Sosial








ZIZI (DCP Mascot)
Darma Cahya Purnama dapat di-ilustrasi-kan dengan se-ekor hewan ‘lebah madu’ yang selalu bekerja tanpa banyak bicara, dan akan menyegat bila sesuatu datang mengganggunya.










DCP Employee
Aleh Sunarya (aktif), Amir Mahmud (non), Hetti Budiani (aktif), M. Aris Hidayat (aktif), Elis Suyanti (aktif), Suharyanto (non), Suherman HS (non).

Christy Natalia Astuty (aktif), Yanti Rubiyanti (non), Dedi Suharto (aktif), Dana Sudarna (non), Suhaeti (aktif), Yaya Rukby (non), Rika Chandra (aktif).

Indra Jaya Syahputra (alm./non), M. Rizky Febrian (aktif), Agus Sumadiyono (non), Masra (aktif), Nana Suryana (non), Taufik Hidayat (non), Agustina Lestari (non).

Kusnah (non), Gusnawati Dewi (non), Rohilah (aktif), Arif Muzaki (aktif), Udi Supriadi (aktif), Sunariah (aktif), Rini (non).

Sofyan Hermansyah (aktif), Jaenal Abidin (aktif), Aan Fatimah (aktif), Tajudin (aktif).








No comments:

Post a Comment